Rabu, 26 Agustus 2015

Life is an Adventure




[Kejadian 2:15; 12:1-3]

TERTULIS TEMA SEBUAH iklan. Hidup adalah sebuah petualangan. Kata-kata yang diucapkan adalah sebagai berikut: Kuingin menjalani hidupku, hingga batas tertinggi. Membuka mataku untuk menjadi semua yang aku bisa jadi. Menempuh jalan yang belum ditempuh. Bertemu wajah-wajah yang tidak dikenal. Merasakan hembusan angin, menyentuh bintang di langit. Aku berjanji untuk menemukan diriku sendiri. Berdiri tegak penuh percaya diri. Meraih dan mendapatkan semua mimpi. Hidup adalah sebuah petualangan. Life is an Adventure.
Apa yang dikatakan iklan tersebut memang tidak salah. Tuhan tidak menciptakan kehidupan yang statis. Tuhan juga tidak menciptakan kehidupan manusia seperti robot. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan perasaan yang bisa dikembangkan sampai begitu luas. Sebenarnya kecenderungan untuk berpetualang sudah ada sejak kita masih kanak-kanak. Kita dilahirkan dengan perasaan ingin tahu dan ingin mencoba. Dan ketika kita dewasa, Tuhan mengizinkan kita menerima tanggung jawab ini dan itu, sehingga mau tidak mau kita harus memutar otak dan mencoba banyak hal untuk memenuhi tanggung jawab tersebut. Tuhan tidak menghendaki kita untuk berdiam diri, tinggal di “zona nyaman”, apalagi menyerah pada nasib. Kepada Abraham, Tuhan memerintahkan untuk meninggalkan habitatnya. Bukan hal yang mudah, namun Abraham tetap melakukannya. Petualangan Abraham bukan hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dari segi akal budi dan keterampilan agar dia bisa bertahan hidup. Demikian juga harapan Tuhan untuk bangsa Israel. Tuhan mengajak mereka berpetualang dengan meninggalkan Mesir dan menghadapi tantangan baru. Tuhan mengajar mereka untuk tidak lagi bekerja sebagai pembuat batu bata bagi kepentingan Firaun dan Mesir, tetapi sebagai bangsa yang bebas dan berkreasi. Tuhan mengajar mereka untuk tidak lagi menjadi orang asing atau pendatang, tetapi menjadi orang yang memiliki tanahnya sendiri. Tetapi, untuk mencapai semua hal itu, mereka harus tekun, tahan banting, kreatif, dan selalu bersandar pada Tuhan. Sayangnya, sebagian besar dari mereka tidak mencapai puncak petualangan tersebut. Ini disebabkan karena hati mereka terus terpaut pada “zona nyaman” di Mesir.
KITA HARUS TERUS berpikir untuk mencoba hal-hal baru. Jangan biarkan diri kita “manja”. Jika ingin maju, kita harus memutar otak, mengasah keterampilan, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan dan menghasilkan karya-karya baru. Mungkin ada banyak tantangan, tetapi kita tidak boleh mundur. Kita juga harus tetap bersandar pada Tuhan dan firman-Nya, karena hal itulah yang akan mengerem kita jika kita salah melangkah. Well, stay blessed and keep be a blessing. JBU ^_^
#Penulis Artikel: G.L

Tidak ada komentar:

Posting Komentar