Batu
Sandungan
Siapa yang pernah tersandung batu saat berlari?
Tersandung saat berjalan? Saat kita tersandung kita jatuh lalu saat kita
bangkit maka kita lupa tadinya ada batu atau hal-hal lain yang menyandung kaki
kita hingga jatuh maka kita akan tersandung lagi. Batu sandungan dalam
pemahaman Kristen adalah sikap yang membuat orang lain undur dari Tuhan,
menjauh dari Tuhan, dan membuat orang enggan melangkah maju dalam iman. Membuat
orang lain menyimpulkan pemahaman yang salah, kemudian menilai dengan penilaian
yang salah, dan akhirnya tidak berani mengambil resiko. Batu sandungan tersebut menggambarkan hidup yang tidak memberkati orang lain, malah sebaliknya.
Berikut ini beberapa sikap yang menjadi batu sandungan:
1. Perkataan yang Ceroboh
Jangan
keliru, tidak hanya pemimpin, pelayan, atau hamba Tuhan yang perlu waspada
dengan sikap ini. Kita sebagai jemaat pun, dalam keseharian harus waspada.
Setiap kita berbicara atau mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan
firman Tuhan (entah itu isi perkataannya atau cara kita mengatakannya), maka
sesungguhnya kita sedang menaruh sebuah batu sandungan untuk saudara-saudara
seiman kita yang lain. Karena perkataan kita bagaikan sebilah pisau, baik
apabila digunakan sesuai fungsinya, buruk apabila digunakan untuk hal-hal salah
yang tidak semestinya “Kata-katamu adalah kualitas dari dirimu”.
2. Mencoba Mengagalkan Rencana Tuhan
Tuhan
punya rencana atas hidup kita, Tuhan punya visi dalam hidup kita. Namun
seringkali kita tidak setuju dengan rencana itu dan mencoba “mengagalkanya”
atau lari dari semuanya itu. Dalam alkitab dicatat bahwa petrus pernah mencoba
melakukannya, dia tidak setuju dengan rencana Allah untuk Tuhan Yesus. Tuhan
Yesus kemudian menyebutnya sebagai batu sandungan (Mat.16:22-23). Ingat bahwa
doa dan prioritas kita adalah rencana Allah, kehendak Tuhan yang jadi, bukan
kehendak kita sendiri. Bahkan Tuhan Yesus pun tidak lari dari tujuan utamanya
yaitu kehendak Bapa-Nya (Mat. 26:39).
3. Berjalan dalam Gelap
“Eleeeh…
ngapain ikut persekutuan rajin-rajin. Mending waktu yang ada buat cari uang
kayak aku, bisa belanja ini, itu, dll. Kamu yang rajin persekutuan aja kayak
kutu, kere nda punya modal!” Cara lain membuat orang tersandung adalah dengan
mematikan terang. Kegelapan adalah alat paling baik untuk membuat orang
tersandung (Yoh. 11:9-10). Tuhan Yesus mengatakan kita adalah terang dunia.
Jika kita tidak menunjukan terang itu, orang-orang disekitar kita akan
tersandung dan jatuh. Sebaliknya, jika hidup kita semakin terang, maka mereka
akan mampu melihat jalannya. Hidup yang menjadi terang artinya hidup yang mampu
memberi manfaat bagi orang lain dalam cara-cara yang tidak bertentangan dengan
firman Tuhan.
4. Menghakimi
“Kamu
salah! Orang Kristen sejati itu tidak akan melakukan hal seperti itu, tidak
pergi ketempat seperti itu, tidak makan makanan seperti itu.” dan sebagainya.
Ya, sebagai orang Kristen, terkadang kita malah kebablasan dalam hal apa yang
seharusnya kita lakukan dan tidak boleh dilakukan. Jadinya, kita menghakimi
orang lain yang menurut kita melakukan hal yang salah. Menjadi batu sandungan
bagi orang lain. saling mengingatkan tentu saja adalah sebuah keharusan, namun
jika sudah menghakimi, sikap ini justru akan menjadi batu sandungan bagi
saudara-saudara kita seiman (Rm. 14:13).
5. Menggunakan Kebebasan Secara Salah
Sebagai
orang Kristen, kita memang telah bebas dari dosa. Namun, jangan sampai kita
salah memahaminya, sehingga kita merasa bisa melakukan apa pun yang kita mau
tanpa memikirkan yang orang lain pikirkan. 1 Kor. 8:9 “Tetapi jagalah, supaya
kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.” Merasa
bahwa kita memiliki hak dalam kebebasan dari dosa tanpa memikirkan orang lain
akhirnya hanya melakukan apa yang kita mau tanpa memikirkan yang ada dalam
benak orang lain. “Tuhan Yesus telah memberikan kita anugerah pembebasan dari
dosa bah, terlebih Tuhan Yesus maha pemaaf. Dosa kayak gini mah biasaa… lanjut
aja coy minumnya.” Merasa bahwa karena telah dibebaskan kita semaunya berbuat
salah, bahkan direncanakan, dan seenaknya mengulangi kesalahan yang sama dalam
hal dosa padahal sudah diketahui. Tanpa sadar perbuatan itu telah menjadi batu sandungan bagi orang lain
6. Tidak Mempedulikan Orang Lain
Tuhan
Yesus sendiri memberikan teladan yang sangat jelas dan nyata bahwa Ia adalah
pribadi yang tak pernah mengabaikan orang lain. Sikap acuh tak acuh juga bisa
menjadi batu sandungan bagi orang lain. Dalam setiap kesempatan, kita tau bahwa
Ia selalu menolong dan memperhatikan orang yang membutuhkan. Jelas, orang yang
acuh tak acuh adalah orang tidak memiliki kasih. Ini menjadi batu sandungan
bagi orang lain, yang ada hanya untuk dilihat orang lain. Mengasihi itu tidak
melihat siapa orangnya, cacat, miskin, normal, kaya, semuanya patut dikasihi,
sesuai yang Tuhan Yesus ajarkan. “Orang yang memiliki kasih, belum tentu orang
Kristen; namun orang Kristen sejati, pasti memiliki kasih.”
7. Bersikap Eksklusif
Tidak
bisa dipungkiri, sikap ini masih cukup menjamur di antara orang Kristen. Ada
orang-orang Kristen yang membatasi dirinya, ada anak persekutuan mahasiswa yang
membatasi dirinya; ia hanya mau bergaul dengan orang-orang yang seiman,
kelompoknya saja, teman dekatnya saja, dll misalnya. Lalu ada juga yang di gereja
sangat aktif melayani, atau merintis pelayanan sendiri (walaupun kecil-kecilan)
yang hanya ia dan orang-orang dekatnya saja. Sangat aktif dalam pelayanan,
mengambil bagian dalam pelayanan, melakukan pelayanan; namun ia sama sekali
tidak peka dengan lingkungan sekitarnya. Sikap-sikap seperti ini tentu bukanlah
yang Tuhan Yesus inginkan. Di satu sisi orang Kristen seharusnya bisa berbaur
dengan siapa saja, namun disisi lain tidak melalaikan prinsip hidupnya sebagai
pengikut-Nya (1 Kor.9:20). Terlebih ketika kita mendapat masalah, kita menutup
diri dari orang lain. Merasa mampu mengatasinya sendiri, yang seharusnya
mendapat support dari orang-orang terdekat yang dipercaya, namun sebaliknya.
Ketika masalahnya mulai mengerogoti hidup ini, maka disitulah akan muncul batu
sandungan bagi orang lain disekitarnya bahkan bagi dirinya sendiri.
Alangkah lebih baik apabila anda menemukan ayat Alkitab dalam artikel ini kemudian anda buka, baca dan renungkan. Tuhan Yesus memberkatimu.
#Penulis Artikel: B. A. ^_^