Senin, 23 November 2015

Sepiring Waktu Terbaik


Sepiring Waktu Terbaik
                Mana yang lebih dulu harus dicari? kerajaan surga atau dunia? seringkali dari kita saat bangun pagi hal pertama yang kita lakukan adalah langsung mencari gadged kita ketimbang untuk bangun duduk merenung dan kemudian berdoa. Hal itu memang mungkin terlihat normal-normal saja bagi kita yang hidup di era teknologi yang sudah sangat canggih sekaramg ini, tapi pernahkah kita berfikir bahwa hal seperti itu bisa saja melukai hati Allah?
            Sama halnya ketika kita sedang mencari makan yang ada di dalam kulkas, kita cenderung lebih memilih untuk memakan makanan yang kelihatan enak terlebih dahulu dan menempatkan makanan yang kurang enak sebagai makanan sisa untuk dimakan terakhir, padahal makanan yang terlihat enak itu adalah makanan yang kurang sehat dan ternyata makanan yang kurang enak itu adalah makanan yang sangat sehat. Tidak ada yang suka dengan makanan sisa. Namun apakah kita, baik  sengaja atau tidak, menempatkan Tuhan sebagai “makanan sisa dalam kehidupan kita?” terkadang kita menghabiskan waktu kita hanya untuk kesenangan kita sendiri. Tidak ada waktu yang terbuang untuk kesenangan kita, namun ketika kita sampai pada “waktu Allah” seperti dalam doa, maupun membaca Alkitab harian, kita melihatnya seperti makanan sisa dan kelihatannya kita terlalu malas dan harus memaksakan diri untuk melakukannya. Doa dan membaca Alkitab terlihat seperti salah satu daftar menjemukan dalam “to do list” kita.
            Coba kita pikirkan bagaimana bisa Tuhan kita sendiri yang telah memberikan kita nafas kehidupan ditempatkan sebagai urutan terakhir? mungkin kini kita harus memberikan waktu dari kesibukan dan kemalasan kita, untuk membersihkan piringan berisi doa-doa setengah hati dan membaca alkitab yang tergesa-gesa dengan mulai menyediakan piring yang berisi makanan favorit kita yaitu waktu yang indah bersama Allah.
            Ketimbang mengesampingkan “waktu Allah” dengan berbagai macam alasan, mari kita bertekad untuk menyelipkan waktu doa dan membaca alkitab harian dalam jadwal kita dan jangan lagi kita mendorong waktu Allah tersebut kebagian belakang kulkas. Mulailah untuk menyadari dan menyediakan waktu khusus kita untuk Allah dalam hidup kita yang seperti uap yang dapat kapan saja lenyap disapu oleh angin,  karena manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).
Pembuat Artikel,
Nama               : Marielyn
NIM                : E1101141015
Jurusan            : Ilmu Administrasi
Prodi               : Ilmu Komunikasi
Angkatan         : PASIF 2014
Ttl                   : 06 Oktober 1996