Domba-domba
Yang Setia
(Wahyu
2:10)
“Setiap
musim mengalami pergantian hewan-hewan juga melakukan migrasi. Bermigrasi dan
berpindah ke tempat lain mencari wilayah yang aman dan nyaman untuk tinggal,
tumbuh dan berkembang biak. Suatu ketika diantara pergantian musim panas ke
musim hujan ada 10 ekor domba yang terpisah dari kawanannya saat bermigrasi.
Domba tersebut pun terus berjalan hingga akhirnya tiba di padang rumput yang
sangat hijau, indah dan sangat luas. Ternyata itu adalah salah satu peternakan
domba yang ada di wilayah itu. 10 domba tersebut pun disambut baik oleh kawanan
domba yang diternakan disitu bahkan para gembalanya pun sangat gembira
menyambut 10 domba tersebut. Seiring berjalannya waktu keadaan pun terus
mengalami perubahan, peternakan yang awalnya sangat subur pun berubah.
Rumput-rumput yang hijau pun kini tidak sehijau dulu, rumput-rumputnya juga menjadi
kerdil tidak sesubur dulu. Rumah bagi domba-domba pun mulai rusak, terutama
bagian atap rumahnya, hujan, badai, dan dinginnya udara pun mereka rasakan, dan
belum lagi adanya serigala-serigala yang kadang mengancam mereka. Dengan adanya
perubahan itu domba-domba pun mulai ada yang mengeluh, terutama bagi beberapa
domba dari 10 domba yang baru di kawanan itu. Keadaan pun semakin sulit di
peternakan itu, karena muncul peternakan-peternakan lain diwilayah itu yang
mengiurkan dengan rumput yang subur, tinggi dan hijau. Dari 10 domba ada 3 ekor
domba yang mulai tertarik dan mencari cara bagaimana ke peternakan itu. Juga
ada 2 ekor domba yang merasa jenuh di peternakan itu dan membuat rencana untuk
pergi sangat jauh dari peternakan dan kawanan domba tersebut. Domba yang
memiliki rencana untuk pergi dari peternakan itu pun berhasil pergi dan
meninggalkan kawanannya meski para gembala telah berusaha menahan mereka. Bahkan
2 ekor domba tidak diketahui kemana tujuannya. Kawanan domba dan gembala
peternakan yang ditinggal pergi oleh ke-5 domba itu pun sangat sedih dan
kecewa. Pernah beberapa domba dari peternakan mengajak yang ke-3 domba itu
untuk kembali, namun mereka menolak karena merasa ditempat barunya segala
sesuatunya terpenuhi bahkan dipuaskan. Suatu hari gembala di peternakan itu
mengirim surat ke Pemilik peternakan itu bahwa mereka dan kawanan dombanya
dalam masalah karena kondisi di peternakan yang kian memburuk, namun tak
kunjung mendapat balasan. Walaupun begitu kawanan itu tetap setia menanti dan
terus berada dipeternakan itu, mereka tetap percaya Pemilik itu akan muncul
atau membalas surat itu. Hingga semuanya hampir putus asa, saat itu pula pemilik
peternakan tiba-tiba datang membawa serta para pekerja untuk memperbaiki rumah
peternakan, memberi pupuk pada rumput tersebut, memagari peternakan tersebut
dengan tembok, dan membuat kolam air, domba-domba dan gembalanya pun sangat
bersukacita. Keadaan peternakan itu pun menjadi sangat baik dari sebelumnya,
aman dari serigala, dari badai, dan segalanya telah tersedia. Sementara
dipeternakan lain keadaan berubah, domba-domba diserang oleh serigala-serigala,
belum lagi datang badai memporak-porandakan peternakan itu. Setelah itu
datanglah domba-domba yang pergi dari kawanan itu untuk kembali, namun
sayangnya penjaga gerbang tidak mau membuka gerbang bagi mereka hingga akhirnya
semuanya binasa.”
Ilustrasi
diatas adalah situasi yang dialami oleh persekutuan mahasiswa saat ini. Banyak
mahasiswa Kristen berdatangan dari segala penjuru negeri ini untuk kuliah, yang
pada awalnya aktif dalam persekutuan yang ada di kampus, namun lama-kelamaan
mulai menjauhkan diri dari persekutuan dan ada yang mulai tertarik dengan
padang rumput lain(perkumpulan diluar persekutuan) untuk memuaskan keinginannya.
Ada yang merasa jenuh, ada yang merasa persekutuan itu tidaklah penting, ada
yang merasa aktif di persekutuan menghambat kuliah mereka, ada yang merasa
tidak bisa menikmati hidup(memuaskan keinginan hati) ketika ada dipersekutuan,
dan bahkan karena persekutuan ada yang merasa sakit hati ditegur Firman Tuhan
ketika ia menyadari bahwa ia melakukan yang tidak berkenan dihadapan Allah,
bahkan ada yang selalu mencari alasan(Banyak
alasan) untuk tidak hadir mengikuti suatu persekutuan. Suatu pertanyaan yang
patut kita tanyakan bagi kita secara pribadi; Masih setiakah kamu di IMKP? Bukankah
firman Tuhan mengatakan akan lebih baik ketika kita berada di persekutuan? (Ibrani
10:25). Bukankah nasihat dari Firman Tuhan bertujuan sangat baik bagi kita
& untuk masa depan kita yang lebih baik? (Lukas 11:28, 2 Timotius 3:16).
Tuhan Yesus memang tidak menjanjikan ketika kita percaya pada-Nya hidup kita akan selalu dimudahkan. Tuhan
Yesus juga tidak menjanjikan ketika kita mengikuti-Nya kita tidak pernah susah,
tidak pernah mendapat masalah, juga Ia tidak menjanjikan ketika kita menjadi
anak-anakNya kita akan berkelimpahan dengan materi. Tuhan Yesus hanya
menjanjikan Ia setia bersama kita
dalam situasi apa pun yang kita alami (Yohanes 14:15-20, Matius 28:20), dan Ia
akan berjalan bersama kita dan menopang kita ketika kita meminta dengan percaya
pada-Nya (Matius 7:7-11, Markus 11:24-25).
Tuhan
Yesus adalah gembala yang baik yang menghargai suatu proses (Yohanes 6:1-18),
karena itu jangan pernah meninggalkan persekutuan dengan-Nya. IMKP ibarat peternakan
domba yang ada di kampus, pengurus-pengurus adalah gembalanya, dan pemiliknya
adalah Kristus (Gembala Agung) Ibrani 13:20. Apakah kamu diantara ke-2 atau
ke-3 domba yang pergi itu? Ataukah kamu yang tetap setia dalam persekutuan
dimana pun? Apakah kamu diantara yang setia melewati sebuah proses yang panjang
dan terus berjuang setia hingga Ia kembali datang untuk yang kedua kalinya? Pilihan
itu semua kembali pada diri kita masing-masing. Ambillah komitmenmu mulai saat
ini! Ambillah pelayanan yang dipercayakan Tuhan di gerejamu, maupun di IMKP!
Janganlah sampai terlambat, jangan sampai Sang Pemilik itu datang menutup pintu
dan kita tidak akan mendapatkan bagian kita di kerajaan-Nya. Kesempatan selalu
ada disediakan-Nya, namun waktu yang disediakan-Nya akan terus berlalu dan
tidak akan terulang kembali. “Ambillah kesempatanmu ketika ada diwaktu yang
tepat, dan jagalah kesempatan itu dengan komitmen
dan berjuanglah melalui sebuah proses dengan penuh pengharapan pada-Nya maka berkat-Nya pun akan selalu kita peroleh.”
#Penulis Artikel: Boby Alkadita (B. A.) ^_^
(Setialah dalam proses yang harus kita jalani, sebab
Tuhan Yesus selalu setia memproses hidup kita menjadi lebih baik dari yang bisa
kita banyangkan, tetap setia hingga suatu saat kita dapat melihat anugerah luar
biasa yang daripada-Nya.)