Senin, 14 Desember 2015

Domba-Domba IMKP


Domba-domba Yang Setia
(Wahyu 2:10)

            “Setiap musim mengalami pergantian hewan-hewan juga melakukan migrasi. Bermigrasi dan berpindah ke tempat lain mencari wilayah yang aman dan nyaman untuk tinggal, tumbuh dan berkembang biak. Suatu ketika diantara pergantian musim panas ke musim hujan ada 10 ekor domba yang terpisah dari kawanannya saat bermigrasi. Domba tersebut pun terus berjalan hingga akhirnya tiba di padang rumput yang sangat hijau, indah dan sangat luas. Ternyata itu adalah salah satu peternakan domba yang ada di wilayah itu. 10 domba tersebut pun disambut baik oleh kawanan domba yang diternakan disitu bahkan para gembalanya pun sangat gembira menyambut 10 domba tersebut. Seiring berjalannya waktu keadaan pun terus mengalami perubahan, peternakan yang awalnya sangat subur pun berubah. Rumput-rumput yang hijau pun kini tidak sehijau dulu, rumput-rumputnya juga menjadi kerdil tidak sesubur dulu. Rumah bagi domba-domba pun mulai rusak, terutama bagian atap rumahnya, hujan, badai, dan dinginnya udara pun mereka rasakan, dan belum lagi adanya serigala-serigala yang kadang mengancam mereka. Dengan adanya perubahan itu domba-domba pun mulai ada yang mengeluh, terutama bagi beberapa domba dari 10 domba yang baru di kawanan itu. Keadaan pun semakin sulit di peternakan itu, karena muncul peternakan-peternakan lain diwilayah itu yang mengiurkan dengan rumput yang subur, tinggi dan hijau. Dari 10 domba ada 3 ekor domba yang mulai tertarik dan mencari cara bagaimana ke peternakan itu. Juga ada 2 ekor domba yang merasa jenuh di peternakan itu dan membuat rencana untuk pergi sangat jauh dari peternakan dan kawanan domba tersebut. Domba yang memiliki rencana untuk pergi dari peternakan itu pun berhasil pergi dan meninggalkan kawanannya meski para gembala telah berusaha menahan mereka. Bahkan 2 ekor domba tidak diketahui kemana tujuannya. Kawanan domba dan gembala peternakan yang ditinggal pergi oleh ke-5 domba itu pun sangat sedih dan kecewa. Pernah beberapa domba dari peternakan mengajak yang ke-3 domba itu untuk kembali, namun mereka menolak karena merasa ditempat barunya segala sesuatunya terpenuhi bahkan dipuaskan. Suatu hari gembala di peternakan itu mengirim surat ke Pemilik peternakan itu bahwa mereka dan kawanan dombanya dalam masalah karena kondisi di peternakan yang kian memburuk, namun tak kunjung mendapat balasan. Walaupun begitu kawanan itu tetap setia menanti dan terus berada dipeternakan itu, mereka tetap percaya Pemilik itu akan muncul atau membalas surat itu. Hingga semuanya hampir putus asa, saat itu pula pemilik peternakan tiba-tiba datang membawa serta para pekerja untuk memperbaiki rumah peternakan, memberi pupuk pada rumput tersebut, memagari peternakan tersebut dengan tembok, dan membuat kolam air, domba-domba dan gembalanya pun sangat bersukacita. Keadaan peternakan itu pun menjadi sangat baik dari sebelumnya, aman dari serigala, dari badai, dan segalanya telah tersedia. Sementara dipeternakan lain keadaan berubah, domba-domba diserang oleh serigala-serigala, belum lagi datang badai memporak-porandakan peternakan itu. Setelah itu datanglah domba-domba yang pergi dari kawanan itu untuk kembali, namun sayangnya penjaga gerbang tidak mau membuka gerbang bagi mereka hingga akhirnya semuanya binasa.”
                Ilustrasi diatas adalah situasi yang dialami oleh persekutuan mahasiswa saat ini. Banyak mahasiswa Kristen berdatangan dari segala penjuru negeri ini untuk kuliah, yang pada awalnya aktif dalam persekutuan yang ada di kampus, namun lama-kelamaan mulai menjauhkan diri dari persekutuan dan ada yang mulai tertarik dengan padang rumput lain(perkumpulan diluar persekutuan) untuk memuaskan keinginannya. Ada yang merasa jenuh, ada yang merasa persekutuan itu tidaklah penting, ada yang merasa aktif di persekutuan menghambat kuliah mereka, ada yang merasa tidak bisa menikmati hidup(memuaskan keinginan hati) ketika ada dipersekutuan, dan bahkan karena persekutuan ada yang merasa sakit hati ditegur Firman Tuhan ketika ia menyadari bahwa ia melakukan yang tidak berkenan dihadapan Allah, bahkan ada yang selalu mencari alasan(Banyak alasan) untuk tidak hadir mengikuti suatu persekutuan. Suatu pertanyaan yang patut kita tanyakan bagi kita secara pribadi; Masih setiakah kamu di IMKP? Bukankah firman Tuhan mengatakan akan lebih baik ketika kita berada di persekutuan? (Ibrani 10:25). Bukankah nasihat dari Firman Tuhan bertujuan sangat baik bagi kita & untuk masa depan kita yang lebih baik? (Lukas 11:28, 2 Timotius 3:16). Tuhan Yesus memang tidak menjanjikan ketika kita percaya pada-Nya  hidup kita akan selalu dimudahkan. Tuhan Yesus juga tidak menjanjikan ketika kita mengikuti-Nya kita tidak pernah susah, tidak pernah mendapat masalah, juga Ia tidak menjanjikan ketika kita menjadi anak-anakNya kita akan berkelimpahan dengan materi. Tuhan Yesus hanya menjanjikan Ia setia bersama kita dalam situasi apa pun yang kita alami (Yohanes 14:15-20, Matius 28:20), dan Ia akan berjalan bersama kita dan menopang kita ketika kita meminta dengan percaya pada-Nya (Matius 7:7-11, Markus 11:24-25).
                Tuhan Yesus adalah gembala yang baik yang menghargai suatu proses (Yohanes 6:1-18), karena itu jangan pernah meninggalkan persekutuan dengan-Nya. IMKP ibarat peternakan domba yang ada di kampus, pengurus-pengurus adalah gembalanya, dan pemiliknya adalah Kristus (Gembala Agung) Ibrani 13:20. Apakah kamu diantara ke-2 atau ke-3 domba yang pergi itu? Ataukah kamu yang tetap setia dalam persekutuan dimana pun? Apakah kamu diantara yang setia melewati sebuah proses yang panjang dan terus berjuang setia hingga Ia kembali datang untuk yang kedua kalinya? Pilihan itu semua kembali pada diri kita masing-masing. Ambillah komitmenmu mulai saat ini! Ambillah pelayanan yang dipercayakan Tuhan di gerejamu, maupun di IMKP! Janganlah sampai terlambat, jangan sampai Sang Pemilik itu datang menutup pintu dan kita tidak akan mendapatkan bagian kita di kerajaan-Nya. Kesempatan selalu ada disediakan-Nya, namun waktu yang disediakan-Nya akan terus berlalu dan tidak akan terulang kembali. “Ambillah kesempatanmu ketika ada diwaktu yang tepat, dan jagalah kesempatan itu dengan komitmen dan berjuanglah melalui sebuah proses dengan penuh pengharapan pada-Nya maka berkat-Nya pun akan selalu kita peroleh.”
#Penulis Artikel: Boby Alkadita (B. A.) ^_^
(Setialah dalam proses yang harus kita jalani, sebab Tuhan Yesus selalu setia memproses hidup kita menjadi lebih baik dari yang bisa kita banyangkan, tetap setia hingga suatu saat kita dapat melihat anugerah luar biasa yang daripada-Nya.)

Senin, 23 November 2015

Sepiring Waktu Terbaik


Sepiring Waktu Terbaik
                Mana yang lebih dulu harus dicari? kerajaan surga atau dunia? seringkali dari kita saat bangun pagi hal pertama yang kita lakukan adalah langsung mencari gadged kita ketimbang untuk bangun duduk merenung dan kemudian berdoa. Hal itu memang mungkin terlihat normal-normal saja bagi kita yang hidup di era teknologi yang sudah sangat canggih sekaramg ini, tapi pernahkah kita berfikir bahwa hal seperti itu bisa saja melukai hati Allah?
            Sama halnya ketika kita sedang mencari makan yang ada di dalam kulkas, kita cenderung lebih memilih untuk memakan makanan yang kelihatan enak terlebih dahulu dan menempatkan makanan yang kurang enak sebagai makanan sisa untuk dimakan terakhir, padahal makanan yang terlihat enak itu adalah makanan yang kurang sehat dan ternyata makanan yang kurang enak itu adalah makanan yang sangat sehat. Tidak ada yang suka dengan makanan sisa. Namun apakah kita, baik  sengaja atau tidak, menempatkan Tuhan sebagai “makanan sisa dalam kehidupan kita?” terkadang kita menghabiskan waktu kita hanya untuk kesenangan kita sendiri. Tidak ada waktu yang terbuang untuk kesenangan kita, namun ketika kita sampai pada “waktu Allah” seperti dalam doa, maupun membaca Alkitab harian, kita melihatnya seperti makanan sisa dan kelihatannya kita terlalu malas dan harus memaksakan diri untuk melakukannya. Doa dan membaca Alkitab terlihat seperti salah satu daftar menjemukan dalam “to do list” kita.
            Coba kita pikirkan bagaimana bisa Tuhan kita sendiri yang telah memberikan kita nafas kehidupan ditempatkan sebagai urutan terakhir? mungkin kini kita harus memberikan waktu dari kesibukan dan kemalasan kita, untuk membersihkan piringan berisi doa-doa setengah hati dan membaca alkitab yang tergesa-gesa dengan mulai menyediakan piring yang berisi makanan favorit kita yaitu waktu yang indah bersama Allah.
            Ketimbang mengesampingkan “waktu Allah” dengan berbagai macam alasan, mari kita bertekad untuk menyelipkan waktu doa dan membaca alkitab harian dalam jadwal kita dan jangan lagi kita mendorong waktu Allah tersebut kebagian belakang kulkas. Mulailah untuk menyadari dan menyediakan waktu khusus kita untuk Allah dalam hidup kita yang seperti uap yang dapat kapan saja lenyap disapu oleh angin,  karena manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Matius 4:4).
Pembuat Artikel,
Nama               : Marielyn
NIM                : E1101141015
Jurusan            : Ilmu Administrasi
Prodi               : Ilmu Komunikasi
Angkatan         : PASIF 2014
Ttl                   : 06 Oktober 1996


Kamis, 15 Oktober 2015

Kegiatan IMKP Dalam Waktu Dekat.

Serangkaian Perayaan HUT IMKP Ke-18

HUT IMKP Ke-18
Sabtu, 5 Nopember 2015 di Gedung ANEX UNTAN.
Acara:
1. Sore Pukul 15.00 WIB- Selesai, Perayaan.
2. Bakti Sosial di Kampus pada 6 Nopember 2015.

Untuk ditampilkan dalam perayaan HUT IMKP tersebut diminta setiap angkatan membuat Video Ucapan berdurasi 20-30 detik. Videonya diserahkan kepada Pengurus IMKP paling lambat 29 Oktober 2015.
CP.089693603478 (Bendahara IMKP 2015/2016)

Jumat, 25 September 2015


SKSD

(Matius 7:21-23)
Weis, yakin deh temen-temen pasti gag asing dengan istilah ‘SKSD’  tersebut. Yaps, bahkan pernah dijadiin judul sebuah sinetron lho… bukan-bukan.. bukan ‘Tukang Bubur Naik Haji’ apalagi ‘Mak Ijah Pengen ke Mekah’ (Jauh banget -_-) tapi  ‘Sok Kenal Sok Dekat’. Hohoho…
Nah, gimana dengan teman-teman sendiri? Pernah SKSD dengan orang lain atau punya temen yang malah jadiin itu pekerjaan sehari-hari? Eiits, sambil mengingatnya, yuk kita baca ilustrasi berikut: “Dengan percaya diri seorang pemuda menghadap direktur sebuah perusahaan ternama untuk meminta pekerjaan. Ketika ditanya latar belakang pendidikan, pengalaman dan bidang keahlian yang dimiliki, pemuda itu mulai kebingungan. Semula ia menyangka sang direktur masih mengingatnya karena ia pernah bercakap-cakap lama dengan sang direktur di sepanjang jalan saat sedang naik kereta. Namun ternyata   sang direktur tidak mengingatnya. Akhirnya pemuda tersebut pulang dengan malu dan tanpa hasil. (Ugghh -_-)
DEWASA INI,  telah menjadi rahasia umum bahwa tidak sedikit orang mencari dan mendapatkan pekerjaan maupun pendidikan dengan koneksi (Gag masalah sebenarnya, asal kita   memang berkompeten dan berkualitas untuk mendapatkannya, gag sekedar koneksi semata). Namun, banyak orang juga ternyata salah sangka seperti ilustrasi diatas (pelaku SKSD). Dan sebenarnya hal serupa bisa saja terjadi dengan kehidupan rohani kita sebagaimana perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus.   Banyak orang merasa kenal dan merasa akrab dengan Tuhan. Tapi, apakah itu benar-benar pengenalan yang sesungguhnya? Belum tentu J
SERINGKALI, KITA BERPIKIR bahwa dengan mengikuti kegiatan gereja, terlibat dalam pelayanan baik pelayanan mimbar dll, terlibat dalam kepengurusan organisasi kerohanian maupun senantiasa aktif dalam setiap kegiatan kerohanian maka kita sudah benar-benar mengenal Tuhan dengan baik. Pada kenyataannya, hal tersebut tidak menjadi jaminan koneksi sekaligus relasi dengan Tuhan. Bahkan, yang ironisnya, masih ada oknum-oknum yang membeda-bedakan tingkat pelayanan. Sebagai contoh: Jika ia sudah melayani musik di mimbar, maka ia enggan untuk melayani dalam hal membersih-bersihkan dan sejenisnya (walau sebenarnya ia sudah senggang dan senang hanya sebagai penonton J ). Oknum seperti inilah yang akan dihardik Yesus nantinya, salah satunya adalah mereka yang melayani dalam nama Yesus namun dalam diri mereka masih ‘memilih dan memilah’ pelayanan yang dapat mengharumkan nama mereka (memangnya ada pelayanan yang bisa buat orang lain bau?hohoho..) Jangan sampai kita kegeeran, merasa punya koneksi padahal TIDAK ADA relasi. Pengenalan kepada Tuhan harus melalui relasi yang intens secara pribadi. Panjatkan selalu doa dan pujian serta syukur dalam suka maupun duka secara intim dan personal kepada Bapa kita. Yuk, janganlah kita menjadi para pelaku SKSD, yang manakala berpulang pada Bapa nanti malah mendapat malu dan tanpa hasil. Stay Faithful Inside and Fruitful Outside yoo.  Tuhan Yesus memberkati ^_^

#Penulis Artikel: G. L. (Gita Lim)

Selasa, 08 September 2015

Info Terbaru Untuk Mahasiswa IMKP

Adik-adik baru angkatan 2015 pada hari Sabtu, 26 September 2015, Pukul 08.00 WIB/selesai kita ada KPMB IMKP FISIP UNTAN di gedung Anex UNTAN yah. Pukul 08.00 WIB udah harus ada di Gedung Anex yah untuk registrasi.
Diwajibkan mahasiswa baru IMKP hadir semua. Diabsen dan bersifat Wajib!! ^_^
Nah untuk yang tidak tahu gedung Anex UNTAN kumpul saja di parkir depan ruang A/B, nanti akan ada yang mengawal dari kampus. Bagi yang tahu, silahkan langsung datang.
Gedung Anex itu di dekat Auditorium Untan.

Abang-abang dan Kakak-kakak senior IMKP juga diharapkan datang di KPMB kita, Tuhan Yesus memberkati. Ditunggu lho! ^_^

Selasa, 01 September 2015

Info Bagi Mahasiswa Baru 2015

Kegiatan yang wajib diikuti oleh Mahasiswa IMKP Angkatan 2015 selama September dan Oktober.


1.            IMKP FISIP akan mengadakan KPMB (kebaktian penyambutan mahasiswa baru) pada tanggal 26 september 2015. Kontribusi/orang bagi semua anggota IMKP Rp.25.000,-
2.            PMKU (persekutuan mahasiswa kristen UNTAN) akan mengadakan KPMB, pada tanggal 24 september 2015.
3.      KKRSM (Kebaktian Kebangkitan Rohani Siswa Mahasiswa ) akan diadakan pada tanggal, 3 Oktober 2015.

Sabtu, 29 Agustus 2015

Pelangi setelah Badai



Pelangi setelah Badai
(Ayub 42:1-17)

            Sejak lahirku aku tumbuh dalam keluarga Kristen yang cukup bertumbuh dalam iman. Orangtuaku dua-duanya adalah pegawai negeri sipil di pelosok negeri ini. Ayahku seorang Guru, begitu juga dengan Ibuku. Ayah adalah sosok yang sangat menjadi idola dalam hidupku, sejak kecil berumur 4 Thn. ia telah ditinggal oleh kakek dan nenek karena telah dipanggil oleh Tuhan Yesus. Ayah adalah anak bungsu dari 5 bersaudara, sejak kecil ia berjuang hidup di kampung dengan hidup mengharapkan belas kasih keluarga-keluarga yang ada di kampung, maklum masa itu kira-kira Thn 1969, bahkan Agama belum ada di desaku, hidup masih di hutan-hutan dan nomaden, pakaian masih menggunakan kulit kayu, ketika ia mulai beranjak usia ia dibawa di kecamatan (Sekarang Kota Kecamatan) diasuh oleh kakak pertamanya, ayah sudah puas merasakan budaya dayak yang sesungguhnya, bahkan hingga masuk di sekolah dasar pada saat itu ia masih menggunakan celana adat dayak dari kulit kayu (Kepoa) dengan baju kain yang lebar hingga tidak terlalu nampak, dan sering dihina orang-orang. Sejak kelas 5 sekolah dasar ia memutuskan untuk hidup mandiri, membuat ladang sendiri, mencari uang sendiri untuk biaya sekolah dan hidupnya. Ketika menyelesaikan SD nya ayah memutuskan untuk merantau ke Ibu Kota Provinsi Kalbar saat ini, ia tinggal dengan konsulat Malaysia dan membantu di rumah tersebut dengan itu ia tidak perlu membayar uang sekolahnya dan bisa meneruskan pendidikannya. Ketika ku dengar cerita ayah tentang dirinya, aku begitu bersyukur dengan kehidupanku saat ini. Ayah bahkan rela mencuci tumpukan piring ibu kantin hanya untuk mendapatkan 1 mangkuk mie goreng setiap hari saat ia sekolah untuk mengganjal perut laparnya karena tidak ada uang jajan. Ayah mulai aktif di gereja, bahkan pernah menjadi ketua pemuda-pemudi di gereja. Dan ia hidup dengan keras dan disiplin hingga bisa menjadi sosok yang sangat aku kagumi saat ini.
Begitu juga Ibuku, ia lahir dari keluarga tidak mampu bahkan sangat tidak berkecukupan. Dan meneruskan pendidikannya dengan hidup di panti asuhan pemerintah pada 26 tahun yang lalu. Ayah adalah seorang tokoh injil di tempat kami, Ibu adalah guru Agama Kristen di desa kami bahkan 4 hari jalan kaki untuk bersekolah menuju Kota Kabupaten saat ini mereka tetap tersenyum. Hal yang tidak mampu ku bandingkan dengan yang kurasakan saat ini, bila aku ada diposisi mereka mungkin mereka tidak dapat menghidupi dan mencukupkan biaya pendidikan kami anak-anaknya. Aku bahkan tidak pernah kekurangan kasih sayang dari mereka. Aku dididik keras, harus disiplin, kerja keras, dan tertanam di jiwaku kata “Jangan Menyerah!” dan diajarkan selalu hidup sederhana. Saat kecil sudah biasa dididik ketika melakukan kesalahan yang berat dengan seuntai rotan yang membuat kulit ini biru hingga kelas 1 SMA. Namun begitupun kasih sayang mereka, tiada habisnya kepadaku. Hingga 3Thn yang lalu aku gagal meraih cita-cita ingin berada di Institut milik pemerintah. Aku sempat putus asa, mulai mengenal dunia yang tidak berkenan di hadapan Tuhan Yesus, hidup turut dengan dunia, sempat ingin tidak melanjutkan pendidikan. Setelah 1 tahun telah berlalu aku mencoba melanjutkan pendidikan atas desakan ibuku, dengan maksud agar aku mengisi masa mudaku, dan singkat cerita akhirnya aku bertemu dengan persekutuan di kampus yang semakin mengubahku menjadi dekat dengan-Dia. Yang awalnya aku berfikir aku tidak dipedulikan Tuhan, doaku tidak didengarkan Tuhan, pengharapanku pada Tuhan Yesus mulai memudar namun akhirnya aku kembali dalam dekapan kasih-Nya, menemukan tujuan-Nya dalam hidupku, dan aku diperbaharui kembali.
Aku sadar akan perjuangan keluargaku (ayah dan ibu) bahwa Tuhan Yesus tidak selalu menjanjikan pelangi menghiasi hidupku. Aku akhirnya mengerti Tuhan Yesus tidak selalu menjanjikan dihati ada jawaban pasti saat ku berdoa dan menanti. Dan aku ingat “Beserta Tuhan Yesus badai akan berlalu, taklukkan gelombang hidup ini, dan Ia selalu genggam tangan kita disaat kita tidak mampu, hingga akhirnya ada pelangi yang indah menanti dibalik badai yang kita lalui.” Tuhan Yesus memang tidak menjanjikan ketika kamu hidup menjadi seorang Kristen, kamu tidak akan mendapatkan masalah, tidak akan mendapatkan musibah, tidak akan gagal, dan masih banyak yang lainnya. Tuhan Yesus tidak menjanjikan semuanya itu! namun janji-Nya adalah “Ia setia bersama kita dalam apa pun yang kita rasakan”. Tuhan Yesus pasti sedih melihat ketika kita putus asa, ketika kita lari daripada-Nya dalam setiap kesesakkan dan keterpurukan kita, namun kita juga mestinya tahu Tuhan Yesus tidak meninggalkan kita. Tuhan Yesus hanya ingin berkata “Nak, Bapa bersamamu. Jangan takut, berjuanglah! Aku akan selalu menyertaimu. Kamu hanya perlu minta pada-Ku dan terus berjuang nak...”. Tuhan tidak menjanjikan ada jalan singkat ketika badai hidup menerpa, namun percayalah bahwa ketika kita berjuang keras melaluinya, pasti akan ada pelangi yang indah dan langit yang cerah setelah badai yang kita lalui.

(Roma 8:28-30)
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
8:30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Allah selalu memiliki maksud baik atas setiap apa yang kita alami dalam hidup ini. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4 : 6.


#Penulis Artikel: B.A

Kamis, 27 Agustus 2015

Tulisan Untuk IMKP

Shaloom sobat IMKP.
Apa kabarnya nih???
Dikepengurusan periode ini, kita bisa berpastisipasi langsung lhoo dalam kegiatan-kegiatan dan agenda IMKP.
Nah salah satunya, dikepengurusan ini kita boleh membuat artikel pelayanan, renungan, dan lain-lain yang memberkati.
Setiap artikel dikirim ke E-Mail IMKP yaah, di imkpfisipuntan@gmail.com atau bisa juga langsung serahkan Filenya kepada pengurus IMKP. ^_^
Bagi yang mengirimkan artikel dan artikelnya dipilih oleh pengurus akan mendapat cinderamata menarik dari pengurus IMKP FISIP UNTAN.
Oh iya artikelnya harus memperhatikan beberapa aspek yaaaah! sebagai berikut,
1. Karya Pribadi
2. Ada doktrin Alkitabiahnya
3. Dilarang Jiplak-jiplakan punya orang
4. Terkait Pelayanan Kristus
5. 1 Halaman
6. Singkat, Padat, dan Jelas.
7. Menggunaan ejaan yang baik dan benar.
Contoh-Contoh Artikelnya bisa dilihat di Blog imkpfisipuntan.blogspot.com (Penulis dengan Kode: G.L= Gita Lim, B.A=Boby Alkadita)
Jangan lupa sertakan juga Nama, NIM, Jurusan, Prodi, dan Angkatan.
(Catatan: Ini khusus Anggota IMKP saja) Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 26 Agustus 2015

Life is an Adventure




[Kejadian 2:15; 12:1-3]

TERTULIS TEMA SEBUAH iklan. Hidup adalah sebuah petualangan. Kata-kata yang diucapkan adalah sebagai berikut: Kuingin menjalani hidupku, hingga batas tertinggi. Membuka mataku untuk menjadi semua yang aku bisa jadi. Menempuh jalan yang belum ditempuh. Bertemu wajah-wajah yang tidak dikenal. Merasakan hembusan angin, menyentuh bintang di langit. Aku berjanji untuk menemukan diriku sendiri. Berdiri tegak penuh percaya diri. Meraih dan mendapatkan semua mimpi. Hidup adalah sebuah petualangan. Life is an Adventure.
Apa yang dikatakan iklan tersebut memang tidak salah. Tuhan tidak menciptakan kehidupan yang statis. Tuhan juga tidak menciptakan kehidupan manusia seperti robot. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan perasaan yang bisa dikembangkan sampai begitu luas. Sebenarnya kecenderungan untuk berpetualang sudah ada sejak kita masih kanak-kanak. Kita dilahirkan dengan perasaan ingin tahu dan ingin mencoba. Dan ketika kita dewasa, Tuhan mengizinkan kita menerima tanggung jawab ini dan itu, sehingga mau tidak mau kita harus memutar otak dan mencoba banyak hal untuk memenuhi tanggung jawab tersebut. Tuhan tidak menghendaki kita untuk berdiam diri, tinggal di “zona nyaman”, apalagi menyerah pada nasib. Kepada Abraham, Tuhan memerintahkan untuk meninggalkan habitatnya. Bukan hal yang mudah, namun Abraham tetap melakukannya. Petualangan Abraham bukan hanya berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga dari segi akal budi dan keterampilan agar dia bisa bertahan hidup. Demikian juga harapan Tuhan untuk bangsa Israel. Tuhan mengajak mereka berpetualang dengan meninggalkan Mesir dan menghadapi tantangan baru. Tuhan mengajar mereka untuk tidak lagi bekerja sebagai pembuat batu bata bagi kepentingan Firaun dan Mesir, tetapi sebagai bangsa yang bebas dan berkreasi. Tuhan mengajar mereka untuk tidak lagi menjadi orang asing atau pendatang, tetapi menjadi orang yang memiliki tanahnya sendiri. Tetapi, untuk mencapai semua hal itu, mereka harus tekun, tahan banting, kreatif, dan selalu bersandar pada Tuhan. Sayangnya, sebagian besar dari mereka tidak mencapai puncak petualangan tersebut. Ini disebabkan karena hati mereka terus terpaut pada “zona nyaman” di Mesir.
KITA HARUS TERUS berpikir untuk mencoba hal-hal baru. Jangan biarkan diri kita “manja”. Jika ingin maju, kita harus memutar otak, mengasah keterampilan, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan dan menghasilkan karya-karya baru. Mungkin ada banyak tantangan, tetapi kita tidak boleh mundur. Kita juga harus tetap bersandar pada Tuhan dan firman-Nya, karena hal itulah yang akan mengerem kita jika kita salah melangkah. Well, stay blessed and keep be a blessing. JBU ^_^
#Penulis Artikel: G.L

Kamis, 25 Juni 2015

Rapat Anggota Tahunan IMKP 2015

Puji Tuhan RAT kita yang dilaksanakan pada:

Tanggal : 26 Juni 2015
Tempat                :Gedung Anex UNTAN
Sukses dilaksanakan.

Berikut nama-nama pengurus baru IMKP Periode 2015/2016
1.       Pengurus Inti
a.       Ketua                    : Boby Alkadita
b.      Sekretaris            : K. Gias Kanti
c.       Bendahara          : D. Cinta Fortunata
2.       Divisi-divisi
a.       Komisi Persekutuan dan Doa
-          Irfansius
-          Afersa
-          Ida Bugi
b.      Humas
-          Cia Mantir
-          Yuni Kartika
c.       Komisi Pembinaan
-          Refo Manuel
-          Resna Januarti
d.      Perlengkapan
-          Rony
-          Charles Armando

Kami mengucapkan terima  kasih kepada Pembantu Dekan III yang bersedia hadir dan membuka acara RAT IMKP 2015, Pembina IMKP yang bersedia hadir, dan Abang-abang dan Kakak-kakak alumni IMKP yang selalu setia mendukung pelayanan IMKP baik doa maupun dana, dan seluruh Anggota IMKP yang ikut mendukung dalam pelayanan ini. Tuhan Yesus memberkati, Amin.











Selasa, 16 Juni 2015

Tolak Ukur Tidak Menjadi Batu Sandungan


Tidak Menjadi Batu Sandungan

            Dalam menjalani aktivitas kita sehari-hari, tentu kita pasti sering merenung dan bergumul, apakah sikapku menjadi batu sandungan atau tidak?. Tentu sikap yang menjadi batu sandungan adalah penyebab orang tersandung. Karena kita orang lain tersandung dan jatuh dalam keterpurukan. Penting bagi kita menyadari apakah sikap kita akan menjadi batu sandungan bagi orang lain atau tidak. Alangkah sangat baik bagi kita menyenangkan hati Allah dengan menjadi saluran berkat-Nya bagi setiap orang, bukan malah sebaliknya yaitu menjadi batu sandungan. Nah, berikut ini ada 5 hal yang akan membukakan pikiran kita dan menyadarkan kita apakah kita menjadi batu sandungan bagi orang lain, atau menjadi batu pijakan bagi setiap orang.
1.      Mengasihi Kristus
Semua tindakan dan sikap kita alangkah lebih baik dibatasi oleh kasih kita kepada Kristus yang telah terlebih dahulu mengasihi kita. Dalam arti, ketika kita mengetahui sikap kita (Mungkin) tidak berkenan di hadapan-Nya, maka sebaiknya tidak kita lakukan. Ingat akan hukum utama yang Tuhan Yesus ingatkan kepada kita yaitu “Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”, jika kita mengasihi seseorang tentu kita tidak akan melakukan hal yang tidak ia sukai, kita tidak akan melukai hatinya. Sebaliknya, kita akan berjuang melakukan segala sesuatu yang menyenangkannya.
2.      Memikirkan Yang Orang Lain Pikirkan
Hal yang juga harus menjadi pertimbangan adalah status dan jati diri kita yang kita miliki (Orang Kristen), apa yang orang lain pikirkan tentang kita mengenai itu. Ambil sikap dengan memposisikan diri menjadi orang lain yang memperhatika sikap dan tingkah laku kita, apakah baik atau tidak?. Kita tidak hidup sendiri, tentu mau tidak mau, pemikiran dan penilaian orang lain juga harus dipertimbangkan. Apalagi kita adalah dutanya Kristus.
3.      Menghargai Norma dan Tradisi
Selama tradisi dan budaya dimana kita berada itu baik dan tidak bertentangan dengan firman Tuhan, maka tradisi dan budaya itu juga merupakan tolak ukur yang baik. Tidak ada salahnya mengucapkan “Permisi” ketika kita mencari celah untuk melewati sekerumunan orang banyak, bukan? Tidak ada salahnya juga kita membungkukkan badan ketika harus melalui orang yang sedang duduk ramai-ramai. Apalagi etika bicara kita dan tingkah laku kita kepada orang lain, tentu itu akan menjadi penilaian orang lain bagi kita. Nah yang sering menggunakan jejaring sosial juga perlu, salah satunya dengan memperhatikan “Netiket” yang ada. Kita adalah duta Kristus, sepatutnya kita menjadi pijakan bukan sandungan bagi orang lain.
4.      Bermanfaat dan Membangun
Segala sesuatu yang kita lakukan harusnya bermanfaat, berguna, dan membangun, bukan malah melakukan perbuatan yang memunculkan gunjingan dan menjadi batu sandungan bagi orang lain (1 Korintus 10:23). Oleh sebab itu kita sebagai orang Kristen dituntut untuk tidak sembarangan dalam bertindak dan merespon suatu keadaan. Ketika kita dijatuhkan, jangan izinkan hati menerima kejatuhan, karena ketika kita lemah orang lain akan semakin menghina kita. Justru dengan guncangan itu, kita dapat bangkit dengan akal budi kita dan menjadi teladan bagi orang lain. Tidak ikut-ikutan dengan dunia ini.
5.      Totalitas
Dalam mengerjakan atau melakukan segala hal, baiknya dilakukan dengan tidak setengah-setengah (suam-suam kuku). Apa pun yang menjadi tanggung jawab kita, entah itu di keluarga, tempat tinggal, kampus, organisasi & persekutuan (IMKP), dan lain-lain, kerjakanlah dengan sebaik mungkin dan sepenuh hati. Apapun peran kita, entah itu sebagai ayah, ibu, anak, karyawan, pelayan, mahasiswa, warga negara, dan sebagainya, hendaklah dijalani secara total (Penkhotbah 9:10). Apabila diberi tanggu tanggung jawab, maka kerjakan dengan sepenuh hati layaknya mengerjakan pelayanan yang dipercayakan kepada kita. Maka Kristus pun akan dimuliakan.
            Mari kita sama-sama berjuang untk dapat menjadi batu pijakan bagi orang lain dengan sikap yang tidak menyandung orang lain. Dari hal diatas maka ambil sikap yang mau memberi diri untuk Tuhan kita Yesus Kristus dan melayani dengan hati yang sungguh, maka hidup ini akan dipenuhi berkat yang berlimpah-limpah. Tiada alasan bagi kita untuk tidak mampu melakukan perbuatan baik dalam segala hal, karena Kristus telah memampukan kita. Jangan menjadi batu sandungan, karena kita tidak akan menghasilkan apa-apa, jadilah batu pijakan yang tentu akan membawa berkat bagi orang lain. “Ketika kita izinkan hati ini lemah, maka kita lah yang salah. Jangan menyerah dengan komitmen itu, karena Tuhan tidak salah.”

                                                                                                 #Penulis Artikel: B. A.