Minggu, 28 Februari 2016

Yang Terutama Bukan Akhir

Setiap momen dalam hidup adalah anugerah, tiada yang dapat menggantikan satu detik detakan jantung bahkan waktu yang terlewatkan dan momen yang boleh dirasakan, tiada yang mampu membayar semuanya itu (Roma 8:24-26).
Apakah pernah kita putus asa dan menyerah ketika kita mengalami kesulitan dalam perjuangan untuk mengapai harapan? Setiap manusia memang tidak diciptakan untuk mampu dalam segala hal, karena manusia memang tidak sempurna. Namun Allah juga tidak mengajarkan kita untuk menyerah begitu saja menghadapi persoalan (Yakobus 1:2-18). Kita manusia harus berjuang, harus memiliki rancangan dan rencana bagi masa depan kita, meski kita tak kan pernah tahu apa yang akan terjadi dihari esok, yang terpenting ingatlah bahwa Ia selalu menyertai kita meski hari esok kelam, Ia ada bersama kita berjuang dan merasakannya juga. Apakah Tuhan Yesus pernah mengecewakanmu? Atau sebaliknya? Terkadang kita merencanakan sesuatu tanpa melibatkan Tuhan, melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan namun Tuhan ditempatkan pada bagian yang paling terakhir dari segala proses. Tuhan Yesus harusnya menjadi yang pertama sebelum merencanakan segala hal (1 Tawarikh 14:13-16). Kita lebih mementingkan diri sendiri dalam setiap keputusan kita, setelah keputusan itu kita buat baru kita mendoakannya. Setelah kita membuat keputusan, mengerjakan segala sesuatu, melakukan, menilai, dan lain-lain baru kita minta Tuhan Yesus memberkatinya. Bukankah hal kecil seperti ini sering mengecewakan Tuhan? AnugerahNya bagi kita tiada batasnya, namun kita sering melupakanNya dalam hidup kita. Harusnya Ia menjadi yang pertama namun kita sering menempatkannya pada akhir perjuangan kita, Ia menuntun kita dari awal namun kita memintaNya menyertai kita di bagian yang kita rasakan sulit. Apakah pernah kita pikirkan apakah keputusan kita berkenan bagi Tuhan Yesus? Apakah jika keputusan kita hebat, baik, berkualitas, dll maka tidak perlu memikirkan Tuhan? Padahal sering keputusan kita tidak berkenan bagi Tuhan. Baik bagi kita belum tentu berkenan dihadapan Tuhan.
Bahkan aku pernah mengalami semuanya itu. Anugerah yang begitu melimpah yang aku terima tidak mengingatkanku pada Dia yang memberikan semuanya itu. Kadang aku mengeluh ketika keputusan dan segala usahaku gagal. Hingga akhirnya aku sadar, ternyata semuanya itu tidak berkenan. Karena aku hanya menempatkan Tuhan Yesus pada saat aku berjuang, harusnya sebelum aku berjuang saat aku membuat segala rancangan dan rencana aku menempatkanNya sebagi penuntun hikmatku dan penyerta berjalannya aku. Tuhan Yesus tak pernah mengecewakanku, malah sebaliknya aku yang sering mengecewakanNya.
Tidak peduli siapa kamu, tidak peduli kaya atau miskin, tidak peduli kamu pintar atau tidak, tidak peduli kamu penuh dengan dosa atau tidak, Tuhan Yesus selalu menyertaimu sepanjang hidupmu, selalu memberikan berkatnya bagimu. Terlebih ia selalu ada dan selau siap menunggumu datang dan kembali padaNya.Tidak peduli apa pun itu darimu, Ia tetap mengasihimu. Tempatkan Kristus menjadi yang pertama, Tuhan Yesus memberkati.
‪#‎Boby‬ Alkadita