[Kejadian 2:15; 12:1-3]
TERTULIS
TEMA SEBUAH iklan. Hidup adalah sebuah petualangan. Kata-kata yang diucapkan
adalah sebagai berikut: Kuingin menjalani
hidupku, hingga batas tertinggi. Membuka mataku untuk menjadi semua yang aku bisa
jadi. Menempuh jalan yang belum ditempuh. Bertemu wajah-wajah yang tidak
dikenal. Merasakan hembusan angin, menyentuh bintang di langit. Aku berjanji
untuk menemukan diriku sendiri. Berdiri tegak penuh percaya diri. Meraih dan
mendapatkan semua mimpi. Hidup adalah sebuah petualangan. Life is an Adventure.
Apa
yang dikatakan iklan tersebut memang tidak salah. Tuhan tidak menciptakan
kehidupan yang statis. Tuhan juga tidak menciptakan kehidupan
manusia seperti robot. Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan perasaan yang
bisa dikembangkan sampai begitu luas. Sebenarnya kecenderungan untuk
berpetualang sudah ada sejak kita masih kanak-kanak. Kita dilahirkan dengan
perasaan ingin tahu dan ingin mencoba. Dan ketika kita dewasa, Tuhan
mengizinkan kita menerima tanggung jawab ini dan itu, sehingga mau tidak mau
kita harus memutar otak dan mencoba banyak hal untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut. Tuhan tidak menghendaki kita untuk berdiam diri, tinggal di “zona
nyaman”, apalagi menyerah pada nasib. Kepada Abraham, Tuhan memerintahkan untuk
meninggalkan habitatnya. Bukan hal yang mudah, namun Abraham tetap
melakukannya. Petualangan Abraham bukan hanya berpindah dari satu tempat ke
tempat lain, tetapi juga dari segi akal budi dan keterampilan agar dia bisa bertahan
hidup. Demikian juga harapan Tuhan untuk bangsa Israel. Tuhan mengajak mereka
berpetualang dengan meninggalkan Mesir dan menghadapi tantangan baru. Tuhan
mengajar mereka untuk tidak lagi bekerja sebagai pembuat batu bata bagi
kepentingan Firaun dan Mesir, tetapi sebagai bangsa yang bebas dan berkreasi.
Tuhan mengajar mereka untuk tidak lagi menjadi orang asing atau pendatang,
tetapi menjadi orang yang memiliki tanahnya sendiri. Tetapi, untuk mencapai
semua hal itu, mereka harus tekun, tahan banting, kreatif, dan selalu bersandar
pada Tuhan. Sayangnya, sebagian besar dari mereka tidak mencapai puncak
petualangan tersebut. Ini disebabkan karena hati mereka terus terpaut pada
“zona nyaman” di Mesir.
KITA HARUS TERUS
berpikir untuk mencoba hal-hal baru. Jangan biarkan diri kita “manja”. Jika ingin maju, kita harus memutar otak,
mengasah keterampilan, mengerjakan apa yang bisa dikerjakan dan menghasilkan
karya-karya baru. Mungkin ada banyak tantangan, tetapi kita tidak boleh mundur.
Kita juga harus tetap bersandar pada Tuhan dan firman-Nya, karena hal itulah
yang akan mengerem kita jika kita salah melangkah. Well, stay blessed and
keep be a blessing. JBU ^_^
#Penulis
Artikel: G.L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar