Jumat, 25 September 2015


SKSD

(Matius 7:21-23)
Weis, yakin deh temen-temen pasti gag asing dengan istilah ‘SKSD’  tersebut. Yaps, bahkan pernah dijadiin judul sebuah sinetron lho… bukan-bukan.. bukan ‘Tukang Bubur Naik Haji’ apalagi ‘Mak Ijah Pengen ke Mekah’ (Jauh banget -_-) tapi  ‘Sok Kenal Sok Dekat’. Hohoho…
Nah, gimana dengan teman-teman sendiri? Pernah SKSD dengan orang lain atau punya temen yang malah jadiin itu pekerjaan sehari-hari? Eiits, sambil mengingatnya, yuk kita baca ilustrasi berikut: “Dengan percaya diri seorang pemuda menghadap direktur sebuah perusahaan ternama untuk meminta pekerjaan. Ketika ditanya latar belakang pendidikan, pengalaman dan bidang keahlian yang dimiliki, pemuda itu mulai kebingungan. Semula ia menyangka sang direktur masih mengingatnya karena ia pernah bercakap-cakap lama dengan sang direktur di sepanjang jalan saat sedang naik kereta. Namun ternyata   sang direktur tidak mengingatnya. Akhirnya pemuda tersebut pulang dengan malu dan tanpa hasil. (Ugghh -_-)
DEWASA INI,  telah menjadi rahasia umum bahwa tidak sedikit orang mencari dan mendapatkan pekerjaan maupun pendidikan dengan koneksi (Gag masalah sebenarnya, asal kita   memang berkompeten dan berkualitas untuk mendapatkannya, gag sekedar koneksi semata). Namun, banyak orang juga ternyata salah sangka seperti ilustrasi diatas (pelaku SKSD). Dan sebenarnya hal serupa bisa saja terjadi dengan kehidupan rohani kita sebagaimana perumpamaan yang disampaikan Tuhan Yesus.   Banyak orang merasa kenal dan merasa akrab dengan Tuhan. Tapi, apakah itu benar-benar pengenalan yang sesungguhnya? Belum tentu J
SERINGKALI, KITA BERPIKIR bahwa dengan mengikuti kegiatan gereja, terlibat dalam pelayanan baik pelayanan mimbar dll, terlibat dalam kepengurusan organisasi kerohanian maupun senantiasa aktif dalam setiap kegiatan kerohanian maka kita sudah benar-benar mengenal Tuhan dengan baik. Pada kenyataannya, hal tersebut tidak menjadi jaminan koneksi sekaligus relasi dengan Tuhan. Bahkan, yang ironisnya, masih ada oknum-oknum yang membeda-bedakan tingkat pelayanan. Sebagai contoh: Jika ia sudah melayani musik di mimbar, maka ia enggan untuk melayani dalam hal membersih-bersihkan dan sejenisnya (walau sebenarnya ia sudah senggang dan senang hanya sebagai penonton J ). Oknum seperti inilah yang akan dihardik Yesus nantinya, salah satunya adalah mereka yang melayani dalam nama Yesus namun dalam diri mereka masih ‘memilih dan memilah’ pelayanan yang dapat mengharumkan nama mereka (memangnya ada pelayanan yang bisa buat orang lain bau?hohoho..) Jangan sampai kita kegeeran, merasa punya koneksi padahal TIDAK ADA relasi. Pengenalan kepada Tuhan harus melalui relasi yang intens secara pribadi. Panjatkan selalu doa dan pujian serta syukur dalam suka maupun duka secara intim dan personal kepada Bapa kita. Yuk, janganlah kita menjadi para pelaku SKSD, yang manakala berpulang pada Bapa nanti malah mendapat malu dan tanpa hasil. Stay Faithful Inside and Fruitful Outside yoo.  Tuhan Yesus memberkati ^_^

#Penulis Artikel: G. L. (Gita Lim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar